Teknik Perhitungan Belt Conveyor agar Memahami perhitungan dasar conveyor belt akan memastikan desain conveyor Anda akurat dan tidak terlalu banyak menuntut pada sistem Anda.
Untuk menghitung kecepatan conveyor belt, Anda bisa menggunakan rumus dasar yang menghubungkan kecepatan dengan jarak dan waktu. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung kecepatan conveyor belt:
Table of Contents
Toggle1. Menentukan Parameter yang Diperlukan
- Jarak yang ditempuh (Panjang belt dalam satu putaran penuh) atau panjang sabuk conveyor.
- Waktu yang diperlukan untuk satu putaran sabuk atau waktu yang diperlukan untuk memindahkan barang dari satu titik ke titik lainnya.
2. Rumus Kecepatan Conveyor Belt
Kecepatan (v) dapat dihitung menggunakan rumus:
v=Panjang BeltWaktu Putaran Beltv = \frac{\text{Panjang Belt}}{\text{Waktu Putaran Belt}}v=Waktu Putaran BeltPanjang Belt
Di mana:
- Panjang Belt adalah panjang sabuk conveyor yang diperlukan untuk satu putaran penuh (misalnya dalam meter).
- Waktu Putaran Belt adalah waktu yang diperlukan untuk satu putaran penuh (misalnya dalam detik).
3. Menghitung Kecepatan
Jika panjang belt atau sabuk conveyor diketahui, misalnya 10 meter, dan waktu yang diperlukan untuk satu putaran penuh adalah 5 detik, maka:
v=10 m5 s=2 m/sv = \frac{10 \, \text{m}}{5 \, \text{s}} = 2 \, \text{m/s}v=5s10m=2m/s
Jadi, kecepatan conveyor belt adalah 2 meter per detik.
4. Alternatif Menggunakan Pulley (Puli)
Jika Anda menggunakan puli (roller) untuk menghitung kecepatan conveyor, Anda bisa menggunakan rumus lain:
v=π×D×n60v = \frac{\pi \times D \times n}{60}v=60π×D×n
Di mana:
- D = Diameter puli (dalam meter)
- n = Jumlah putaran puli per menit (RPM atau rotasi per menit)
- π\piπ = 3.1416
Contoh: Jika diameter puli adalah 0,5 meter dan jumlah putaran puli per menit adalah 100 RPM, maka:
v=3.1416×0.5×10060=2.62 m/sv = \frac{3.1416 \times 0.5 \times 100}{60} = 2.62 \, \text{m/s}v=603.1416×0.5×100=2.62m/s
Ini adalah cara untuk menghitung kecepatan conveyor belt berdasarkan ukuran dan rotasi puli.
Legenda Perhitungan Conveyor
B: Sinus sudut kemiringan
C: Jarak dari pulley ke pulley (inci)
D: Diameter Pulley penggerak (inci)
d: Diameter Pulley tail (inci)
E: Ketegangan efektif (lbs.)
E1: Tegangan sisi kendur (lbs.) E2: Tegangan sisi yang kencang (lbs.)
F: Koefisien gesekan (Lihat Tabel # 1)
G1: Beban per kaki persegi (lbs.)
G2: Beban per jam (lbs.)
HP: Tenaga kuda
K: Faktor Penggerak – lihat tabel # 2
L: Panjang Belt Conveyor (inci)
M: Berat Belt Keseluruhan
P: Berat produk (lbs.)
RPM: Revolusi per menit
S: Kecepatan Conveyor per menit
T: Ketegangan Operasi PIW (lbs.)
W: Berat Belt(inci)
Teknik Perhitungan Belt Design Umum
Menghitung Belt Length
When the head and tail pulley are the same size: L=(D+d)/2 x 3.1416+2C
When one pulley is larger than the other pulley: L=(D+d)/2 x 3.1416+2C+(D-d)2/4c
Cara Menghitung Belt Speed
Expressed in feet per minute (FPM)
S=D x RPM x .2618 x 1.021
Cara Mengetahui Belt Load
At one time when the load is known per square foot: P= G1 x C(in feet)x W (in feet)
At one time when load is known by pounds per hour: P=G2/(S x 60) x C(in feet)
Mengukur Kekuatan Horsepower
Level Conveyors: HP=(F x S x (P+M))/33,000
Inclined Conveyors: HP=((P x B)+(P+M)x F x S)/33,000
Effective Tension
Pull needed to move belt and load horizontally: E= F x (P+M)
Tight Side Tension
Total tension to move belt and load horizontally: E2= E+E1
Slack Side Tension
Additional tension required to prevent slippage on drive pulley: E1=E x K
Operating Tension
Determines the working strength of the belt to handle the job on per inch of width basis: T= E2/W
The Coefficient of Friction
Belt | Steel of Aluminum | Metal Rollers |
Friction surface on pulley side | .30 to .35 | .10 to .15 |
Bare duck on pulley side | .20 to .25 | .10 to .15 |
Cover on pulley side | .50 to .55 | .10 to .15 |
The Drive Factor “K”
Belt wrap on drive pulley | Screw Take-Up | Gravity Take-Up |
180° | Bare: 1.6 Lagged: 1.0 | Bare: .84 Lagged: .50 |
220° | Bare: 1.2 Lagged: .6 | Bare: .62 Lagged: .35 |
240° | Bare: 1.0 Lagged: .5 | Bare: .54 Lagged: .30 |
contoh soal perhitungan belt conveyor
Perhitungan Daya Motor Conveyor (Calculation of Conveyor Power Equipment)
Belt Conveyor
RUMUS :
Dimana :
P : Power (Kw)
P1 : Horizontal Power No Loaded (Kw)
P2 : Horizontal Power Loaded (Kw)
P3 : Vertical Power Loaded (Kw)
f : Frection Coefisien (0,03)
cara menghitung kecepatan belt conveyor
rumus kapasitas belt conveyor
cara menghitung panjang belt conveyor
rumus screw conveyor pdf
kecepatan conveyor
cara menghitung kapasitas chain conveyor
rumus tension belt
Untuk menghitung kebutuhan motor pada conveyor belt, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti beban yang dibawa, kecepatan conveyor, efisiensi sistem, dan faktor lain yang memengaruhi daya motor yang dibutuhkan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung kebutuhan motor conveyor belt:
1. Menentukan Parameter yang Dibutuhkan
Beberapa parameter yang diperlukan untuk perhitungan adalah:
- Beban (Force): Beban total yang dibawa oleh conveyor belt, biasanya dalam satuan Newton (N).
- Kecepatan Conveyor (v): Kecepatan conveyor dalam satuan meter per detik (m/s).
- Panjang Belt: Panjang total conveyor belt, yang bisa mempengaruhi total gesekan dan beban yang dibutuhkan.
- Efisiensi: Efisiensi sistem konveyor (biasanya antara 80% hingga 95%).
- Gesekan (Friction): Koefisien gesekan antara belt dan roller.
- Inertial Load: Beban yang dihasilkan oleh mesin yang berputar (roller, pulley) jika diperlukan.
2. Menghitung Kekuatan yang Diperlukan untuk Menjalankan Conveyor (Kekuatan Output)
Kekuatan yang diperlukan untuk menjalankan conveyor (termasuk gaya gesekan, beban, dan kecepatan) dapat dihitung dengan rumus berikut:
P=F×vP = F \times vP=F×v
Di mana:
- P = Daya yang diperlukan (watt)
- F = Gaya yang diperlukan untuk menggerakkan conveyor (Newton)
- v = Kecepatan conveyor (m/s)
3. Menghitung Beban Total
Untuk menghitung beban total, kita harus memasukkan komponen-komponen yang mempengaruhi gaya total seperti beban material, gesekan antara belt dan roller, dan beban motor penggerak. Gaya yang diperlukan untuk menggerakkan conveyor dapat dihitung dengan rumus:
F=W×μF = W \times \muF=W×μ
Di mana:
- W = Beban material yang dibawa conveyor (kg) dikalikan dengan percepatan gravitasi (9.81 m/s²).
- μ = Koefisien gesekan antara belt dan roller.
4. Menentukan Daya Motor
Setelah kita mengetahui gaya yang diperlukan dan kecepatan conveyor, kita bisa menghitung daya motor yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan efisiensi motor. Daya yang dibutuhkan untuk motor dapat dihitung dengan rumus:
Pmotor=PηP_{\text{motor}} = \frac{P}{\eta}Pmotor=ηP
Di mana:
- P = Daya yang diperlukan untuk menggerakkan conveyor (watt).
- η = Efisiensi motor (misalnya 0.9 untuk motor dengan efisiensi 90%).
5. Menentukan Kebutuhan Motor Berdasarkan Ukuran Pulley dan Kecepatan
Jika kita menggunakan ukuran puli (roller), kita dapat menghitung kebutuhan daya dengan rumus berikut:
Pmotor=T×ωηP_{\text{motor}} = \frac{T \times \omega}{\eta}Pmotor=ηT×ω
Di mana:
- T = Torsi (Nm)
- ω = Kecepatan putaran angular (rad/s)
- η = Efisiensi motor
Contoh Perhitungan
Misalkan Anda memiliki conveyor dengan spesifikasi berikut:
- Beban material yang dibawa: 500 kg
- Koefisien gesekan antara belt dan roller: 0.02
- Kecepatan conveyor: 2 m/s
- Efisiensi motor: 90% (0.9)
- Panjang conveyor: 10 meter
Langkah pertama adalah menghitung gaya yang diperlukan untuk menggerakkan conveyor:
F=W×μ=(500 kg×9.81 m/s2)×0.02=98.1 NF = W \times \mu = (500 \, \text{kg} \times 9.81 \, \text{m/s}^2) \times 0.02 = 98.1 \, \text{N}F=W×μ=(500kg×9.81m/s2)×0.02=98.1N
Kemudian, kita dapat menghitung daya yang diperlukan untuk menggerakkan conveyor:
P=F×v=98.1 N×2 m/s=196.2 WattP = F \times v = 98.1 \, \text{N} \times 2 \, \text{m/s} = 196.2 \, \text{Watt}P=F×v=98.1N×2m/s=196.2Watt
Sekarang, kita hitung daya motor yang diperlukan dengan mempertimbangkan efisiensi:
Pmotor=Pη=196.20.9≈218 WattP_{\text{motor}} = \frac{P}{\eta} = \frac{196.2}{0.9} \approx 218 \, \text{Watt}Pmotor=ηP=0.9196.2≈218Watt
Jadi, daya motor yang diperlukan sekitar 218 watt. Biasanya, untuk pemilihan motor, kita akan memilih motor dengan kapasitas yang sedikit lebih tinggi dari hasil perhitungan untuk mengatasi fluktuasi beban dan untuk keandalan operasional.